Misteri Alam Kubur [Sebuah Renungan]
DERITA DAN NIKMAT ALAM BARZAH
Seorang muslim wajib beriman bahwa azab kubur merupakan perkara
yang haq, dan pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir kepada penghuni kubur
tentang Tuhannya, agamanya dan Nabinya suatu perkara yang pasti.(Lihat Tahdzib
Syarah Thahawiyah, hal. 237).
Maka Abu Abdullah berkata, “azab kubur suatu yang hak dan tidak ada
yang mengingkarinya kecuali orang sesat dan menyesatkan.” (Lihat Kitab ar-Ruh,
Ibnu Qayyim, hal. 76)
Dan demikian itu berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma sahabat,
maka kuburan merupakan liang dari taman surga atau liang dari jurang neraka,
sehingga ketika seorang hamba mati dan dimasukkan ke liang kubur berarti ia
telah mengawali alam akhiratnya.
Ketahuilah, para pembela kebenaran sepakat bahwa Allah menciptakan
untuk sang mayat suatu kehidupan yang bisa berupa kesengsaraan dan kelezatan di
alam kubur.(Lihat Syarah Fikih Akbar, Mullah al-Qari, hal. 209).
Dan seorang tidak tahu secara persis berapa lama ia harus tinggal
di kampung hunian kuburan tersebut, kuburan adalah alam yang paling menakutkan
setiap salafush shalih.
Dalam hadits Barra bin Azib رضي الله عنه yang panjang,
bahwa tatkala Rasulullah duduk di kuburan beliau bersabda “Berlindunglah kalian
kepada Allah dari azab kubur.” Ucapan itu diulang hingga dua atau tiga kali,
kemudian beliau menuturkan tentang kondisi mayat mukmin dengan bersabda, “Maka
ruhnya dikembalikan ke jasadnya kemudian datanglah dua malaikat dan keduanya
mendudukkannya lalu keduanya bertanya, ‘Siapakah Tuhanmu?’ Maka ia menjawab,
‘Tuhanku adalah Allah. Keduanya bertanya lagi, ‘Apa agamamu?’ Maka ia men
jawab, ‘Agamaku adalah Islam.’ Keduanya bertanya lagi “Siapa orang yang diutus
kepadamu?’ Maka ia menjawab ‘Dia adalah Muhammad sebagai utusan Allah’. Lalu
keduanya bertanya kepadanya, ‘Bagaimana kamu bisa tahu tentang hal itu?’ Ia
menjawab, ‘Saya membaca Kitabullah lalu saya beriman dan membenarkannya.’”
“Maka terdengarlah dari langit suara panggilan yang memanggil.
‘Jawaban hamba-Ku sudah benar. Maka hamparkanlah (permadani) dari surga dan
bukakan pintu menuju arah surga serta berikanlah pakaian dari surga.’
Beliau bersabda, “Maka masuklah ke alam kubur aroma semerbak dan
wanginya surga lalu alam kuburnya diluaskan sejauh pandangan matanya.”
Beliau melanjutkan, “Maka datanglah seorang lelaki yang berwajah
tampan, berpakaian bagus dan menamakan wewangian lalu ia berkata,
‘Bergembiralah dengan sesuatu yang pernah dijanjikan kepadamu. Maka si mayat
bertanya kepadanya, ‘Siapa kamu? Wajahmu datang membawa kebaikan.’ Maka ia
menjawab, ‘Maka saya adalah amal shalihmu.’ Maka ia berkata, ‘Ya Allah,
bangkitkan segera Hari Kiamat hingga aku bisa kembali kepada keluargaku dan
hartaku.’
Kemudian beliau menceritakan kematian orang kafir beliau bersabda,
“Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya lalu datanglah dua malaikat dan
mendudukkannya lalu keduanya bertanya kepadanya, ‘Siapa Tuhanmu?’ la menjawab,
‘Ha… ha… saya tidak tahu’. Lalu keduanya berlanya lagi, ‘Apa agamamu?’ Ia
menjawab, ‘Ha… ha… saya tidak tahu’. Keduanya bertanya lagi, “Siapa yang diutus
kepadamu menjadi nabi?’ Ia menjawab, ‘Ha… ha saya tidak tahu’.
Maka terdengarlah suara panggilan memanggil dari alas langit, “Ia
berdusta. Hamparkanlah permadani dari neraka, berikanlah pakaian dari neraka
dan bukakanlah pintu menuju neraka.”
Beliau bersabda, “Maka masuklah panasnya dan racunnya neraka,
sehingga tulang rusuknya berantakan dan datanglah seorang lelaki yang berwajah
buruk, berpakaian kumal dan berbau busuk. Lalu ia berkata, ‘bergembiralah
dengan nasib buruk ini yang telah dijanjikan kepadamu sebelumnya.’ Si mayat
bertanya, ‘Siapakah dirimu? Datang berwajah buruk?. Ia menjawab ‘Saya adalah
amal burukmu’. Maka ia berkata, ‘Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau bangkitkan Hari
Kiamat.’”
Ada tambahan dari hadits Jarir bahwa beliau bersabda, “Kemudian
dihadirkan orang buta dan bisu yang ditangannya terdapat cemeti terbuat dari
besi. Andaikata digunakan untuk memukul gunung, maka gunung itu akan menjadi
debu bertebaran.” (Shahih, HR. Abu Daud, Ahmad dan Hakim dalam Mustadraknya dan
beliau berkata bahwa hadits ini shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim dan
dishahihkan Ibnu Qayyim dalam Tadzhibus Sunan 4/ 348-349)
Begitulah wahai saudaraku, kenikmatan surga bisa sampai kepada
hamba pada saat masih berada di alan kubur, dan demikian pula siksaan neraka
sampai kepada hamba pada saat masih berada di alam kubur, hingga malaikat Israfil
meniup sangkakala sebagai pertanda Hari Kiamat tiba.
Pasca kematian bukan tempat peristirahatan namun alam
pertanggungjawaban dan tempat untuk menghisab seluruh amal perbuatan, maka sang
penyair berkata:
“Jikalau kita telah mati dibiarkan maka kematian menjadi tujuan
setiap yang hidup.
Tetapi tatkala kita mati pasti dibangkitkan dan ditanya tentang
segala sesuatu.”
Wahai Dzat pengambil nyawa dari jiwa manusia pada saat kematian,
wahai Dzat Pengampun dosa, jauhkanlah kami dari siksa kubur.
Posting Komentar